1. Melibatkan kaum muda untuk melawan perdagangan manusia
Menginformasikan kepada mereka tentang isu ini. Meminta mereka untuk memimpin kampanye pendidikan di sekolah-sekolah dan komunitas masyarakat.
Tahun 2005, kaum muda di Sorsogon, Agusan del Sur, Kota Davao, Kota Dumaguete dan Metro Manila (Filipina) menggunakan teater sebagai media penyadaran masyarakat. Di Kota Dumaguete, anak-anak mengecat dinding Gereja Katedral dan melukis mural (lukisan/gambar pada tembok gedung-gedung) untuk mempopulerkan isu tersebut. Kontes musik Rap yang melibatkan partisipasi kaum muda diadakan di Kota Davao.
Kaum muda harus berpatisipasi dalam melindungi diri mereka dan teman-temannya dari bahaya.
2. Memperkuat manajemen kasus gender-responsif
Ini meliputi pusat konseling untuk anak-anak korban dan survivor (anak yang sudah terkuatkan).
Perempuan dan anak tetap merupakan kelompok yang paling rentan untuk diperdagangkan seperti yang disampaikan dalam kumpulan statistik tahun 2006 oleh Inter-Agency Council Melawan Perdagangan Manusia. Dari tahun 2003-2006, Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan merespon 1449 korban kasus perdagangan manusia. 311 korban diantaranya adalah anak-anak berusia dibawah 12 tahun, sementara 649 korban lainnya berusia 13-17 tahun. Dari keseluruhan jumlah 1449 korban kasus perdagangan manusia tersebut, 1175 diantaranya adalah perempuan dan anak.
Jumlah korban yang bisa diselamatkan akan bertambah seiring peningkatan jumlah kasus perdagangan manusia yang dilaporkan. Jadi, shelter/rumah aman bagi anak-anak harus didirikan di berbagai daerah di penjuru Negara.
3. Meningkatkan kesadaran/pengetahuan anak laki-laki dan mempromosikan sensitifitas gender di kalangan laki-laki
Ini adalah cara yang efektif untuk menghentikan siklus pelaku kejahatan – korban, dan menurunkan tingkat permintaan (dari sisi pelanggan laki-laki) terhadap anak perempuan dan perempuan.
Anak laki-laki bisa mendapat kursus/pelajaran tentang sensitifitas gender lewat keluarga dan melalui SD hingga SMA. Disamping pendekatan tersebut, anak perempuan diperlengkapi pemahaman tentang peran gender dan kesamaan hak antar anak perempuan dan laki-laki.
4. Tanggal 12 Desember, Hari Anti Perdagangan Mnausia, dijadikan hari peringatan
Tiap kota besar, kota pedalaman, komunitas masyarakat dan sekolah dapat mengadakan beragam kegiatan sebagai berikut :
• Mendistribusikan kaos, poster, pita-pita dan media informasi lainnya kepada masyarakat… (barangay) dan agen/PJTKI local
• Kursus/pendidikan komunitas
• Mencetak dan menyiarkan pemberitaan media mengenai aktifitas kampanye anti perdagangan anak
Tanggal 12 Desember 2000, merupakan sejarah disetujuinya Protokol PBB untuk Mencegah dan Menghukum Perdagangan Manusia, khususnya perempuan dan anak, sebagai lampiran dari Konvensi PBB melawan Kejahatan Transnasional Terorganisir di Palermo, Italy.
5. Memasukkan materi perdagangan anak dalam kurikulum pendidikan sekolah
Menjadikan tiap sekolah sebagai pedoman sosialisasi/penyuluhan, seperti yang sekarang terjadi di beberapa SD dan SMA di Samar, Cavite, Nueva Ecija dan Bulacan (Filipina).
Pelajaran tentang perdagangan anak yang terintegrasi dalam materi akademik (kurikulum) seperti Pelajaran Sosial. Di Iloilo City (Filipina), anak-anak belajar tentang perdagangan anak melalui pelajaran Pramuka dan sesi pendidikan non formal.
Seharusnya tidak ada kesulitan dalam mengimplementasikan/melaksanakan langkah/peraturan ini. Departemen pendidikan memberi mandat lewat RA 9208 untuk memasukkan pesan pokok tentang migrasi (perpindahan penduduk) dan perdagangan manusia lewat kurikulum sekolah.
6. Memanfaatkan teknologi informasi
Filipina terkenal sebagai ibukota yang texting di dunia. Laporan mengenai peristiwa perekrutan anak dan perempuan secara illegal, penculikan atau kasus hilangnya perempuan dan anak dipublikasikan lewat layanan hotline DSWG, DILG dan PNP.
Mendistribusikan daftar agen perekrut/calo PJTKI yang legal pada semua calon buruh migran (barangay). Seperti contoh yang dilakukan oleh tokoh barangay di Kota Cagayan de Oro yang menciptakan cara sederhana untuk menjepit/memperkecil kemungkinan terjadinya perdagangan manusia. Mereka mendaftar semua nama calo/agen yang masuk ke masyarakat, kemudian membuat database yang sederhana dan sistem monitoring melawan perdagangan manusia.
RA 9208 memberi hak kepada pemerintah local untuk menyusun rencana monitoring terhadap masyarakat. Sementara itu, semua orang bisa mendapatkan daftar terbaru tentang agen/PJTKI yang legal pada www.poea.gov.ph, atau website dari Philippine Overseas Employment Administration/POEA (Data Buruh Migran Filipina).
7. Merumuskan hukum lokal
untuk melindungi anak dan perempuan pada tingkatan masyarakat bawah agar tidak menjadi korban oleh perekrut illegal (calo) dan pelaku perdagangan manusia.
Peraturan setempat yang memasukkan RA 9208 di daerah local sekarang berlaku di Kotamadya Bulacan; Dasmarinas, di Cavite; Kota Tagum, di Davao del Norte; dan Kota Tagaytay (Filipina). Perundang-undangan pemrintah lokal memastikan bahwa mekanisme perlindungan anak tersebut diterapkan.
8. Mengadakan/memimpin upaya antar/lintas agama.
Advokasi antar/lintas agama merupakan media efektif dalam penyadaran tentang perdagangan manusia.
Pada Desember 2005, kampanye bersama di Legazpi, Bukidnon, Taguig dan Kota Zamboangan (Filipina) mengadakan aktifitas antar/lintas agama yang disebut Hari Para Pendoa. Di Bukidnon, Uskup mengeluarkan Nota Pastoral yang mengutuk perdagangan anak dan berdoa bagi para korban perdagangan manusia. Nota Pastoral tersebut dibaca oleh semua jemaah gereja di seluruh profinsi.
Kelompok yang berdasar agama, dapat menarik sumber daya untuk menyokong shelter/rumah aman dan layanan pasca shelter; dan mencari bantuan dari para sukarelawan yang professional untuk beberapa kegiatan seperti penyediaan layanan kesehatan, memberikan konseling psikologi dan perawatan untuk penguatan lainnya.
9. Melihat kembali sistem nilai kita.
Nilai budaya kita mengalami pengikisan oleh media massa. Perusahaan besar mengendalikan media massa. Tujuannya adalah untuk mengubah setiap warga negara menjadi konsumen. Jadi, media dan iklan menciptakan kebutuhan yang tidak perlu dan keinginan yang tidak perlu pada anggota keluarga.
Anak-anak dan kaum muda harus diperingatkan untuk melawan iming-iming/daya tarik materiil (kebendaan) seperti kemahiran dari produk-produk bermerek, HP, peralatan yang praktis, dan komputer, terutama ketika tidak disertai harta/kemampuan ekonomi keluarga.
Ini adalah hubungan antara konsumerisme dan perpindahan penduduk kota pinggiran (migrasi urban).
Perdagangan anak terjadi ketika orang dibawah usia 18 tahun direkrut, diangkut, dipindahtangankan, disembunyikan atau penerimaan melalui strategi/cara yang berbeda-beda atau dimaksudkan untuk tujuan eksploitasi.
Pada penjelasan lebih lanjut perekrutan, pengangkutan, pemindahtanganan, penyembunyian atau penerimaan anak untuk tujuan eksploitasi seharusnya juga dipertimbangkan sebagai korban perdagangan manusia meskipun tidak melibatkan unsur yang ditetapkan kemudian oleh hukum.
[14.43
|
0
komentar
]

0 komentar
Posting Komentar
Silakan berkomentar di blog LRC-KJHAM Semarang